Minggu, 22 Mei 2011

Artikel Ilmiah

PANDUAN PENULISAN LAPORAN
DALAM BENTUK ARTIKEL DAN LAPORAN PENELITIAN
UNTUK JURNAL ILMIAH
Oleh:
Mujianto*[1]

ABSTRAK
Tulisan singkat ini disajikan secara umum tentang panduan penulisan laporan yang berbentuk artikel dan laporan penelitian pada jurnal ilmiah. Tulisan ini disajikan sebagai pedoman bagi siapa pun yang akan menulis, khususnya yang akan menulis suatu artikel atau laporan penelitian pada jurnal ilmiah. Hal ini sangat penting disajikan karena ada anggapan bahwa penulis-penulis yang mengirimkan tulisannya ke sebuah penerbitan, misalnya jurnal ilmiah, sering kali tidak memperhatikan tata cara penulisan yang ideal ( baik, benar, logis, dan sistematis). Umumnya penulis artikel atau laporan peneliti menyerahkan sepenuhnya, baik teknik penyampaian maupun sistematika penyajian kepada tim redaksi. Padahal tugas tim redaksi sebuah penerbitan tidak sejauh itu menangani sebuah tulisan yang masuk. Untuk mengantisipasi hal itu, artikel singkat ini disajikan secara umum tentang sistematika penulisan laporan hasil penelitian yang berbentuk artikel dan laporan peneliti untuk jurnal ilmiah. Sajian tersebut meliputi hal- hal sebagai berikut: (1) penentuan topik dan judul, (2) penulisan abstrak dan kata kunci, (3) penulisan pendahuluan (latar belakang) dan perumusan masalah, (4) penggunaan bahasa dan aspek penalaran, (5) sistematika penyajian, (6) analisis data dan pembahasan, (7) ilustrasi, (8) perwajahan dan tata letak, dan (9) penulisan catatan pustaka dan penyusunan daftar pustaka (teknik  pengutipan dan penyusunan daftar rujukan).

Kata Kunci : artikel ilmiah, jurnal, dan laporan penelitian.
ABSTRACT
This short explanation, the writer shows a guide how to write an article reports and journal scientific research reports. It is to dedicate a writer as a manual to an article writing and scientific research based on the article criterion and scientific research reports sent to the scientific journal publishers which are frequently obeyed some important basic ideal criteria; worth publishing, right, logic, and systematic by delivering them all to the editorials. In fact, the editorials themselves do not merely based on these steps but are more focused in detail concentrating on the myriads of the articles sent. To anticipate this phenomenon, the wrier writes some steps to writing an article and research reports which include: (1) identifying the topik and title, (2) writing an abstractand key words, (3) identifying the background of study and formulating ideals, (4) using words and inspiration, (5) presenting systematically, (6) preseting and data analysis, (7) illustration, (8) layout and image, and (9) arranging bibliography (library appendices and quotation.

Keywords: scientific article, research reports,  and scientific journal.


PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tradisi ilmiah pada masyarakat akademik adalah membaca dan menulis. Melalui membaca seorang akademisi akan memperoleh ilmu, dan melalui menulis seorang akademisi akan mentrasformasikan ilmu. Dengan perkataan lain, melalui tradisi membaca dan menulis seseorang dapat menerima dan menyampaikan kembali ilmu yang telah diperolehnya. Semua pengetahuan yang telah diserap melalui kegiatan membaca harus dapat ditansfer/disampaikan kembali kepada orang lain, sehingga proses pengembangan keilmuan akan berkesinambungan.
            Laporan penelitian  adalah suatu bentuk karangan yang berisi rekaman tentang pekerjaan, yang sedang digarap atau sedang diteliti, yang berisi saran- saran  untuk dilaksanakan. Laporan itu, baik lisan maupun tulisan, disampaikan kepada pihak lain dengan seobjektif mungkin. Sedangkan artikel adalah karya tulis lengkap dalam majalah, surat kabar dan sebagainya, (Malvin dalam Mappatoto,  1999: 4). Artikel yang dibahas dalam konteks ini adalah tulisan yang dimuat dalam jurnal ilmiah.
            Terdapat empat pokok-pokok penyusunan laporan, yaitu (1) Laporan pada dasarnya satu bentuk penyampaian fakta-fakta dan pemikiraan-pemikiran guna tindakan, (2) Laporan tertulis mempunyai bentuk-bentuk tertentu yang telah disepakati, (3)  Ada beda antara laporan dan bentuk-bentuk penulisan yang lain seperti skripsi, tesis, kertas kerja dan artikel, (4) Laporan sudah menjadi satu bentuk kegiatan umum dalam masyarakat usaha, industri, pemerintahan yang modern dan mendukung jalannya satu roda kepemimpinan dan administrasi, (Parera, 1993: 56). Yang akan dibahas dalam tulisan ini  adalah  penulisan artikel dan laporan resmi (yang berupa hasil pemikiran atau hasil penelitian yang disampaikan secara tertulis ).
            Menurut tujuannya, laporan disusun untuk memberi keterangan memulai sesuatu tindakan atau pekerjaan, mengkoordinasi proyek, menyarankan suatu langkah atau tindakan, dan merekam kegiatan.
            Laporan untuk memberi keterangan dapat dibagi dalam laporan khusus. Laporan untuk memulai suatu tindakan memusatkan perhatian kepada tindakan itu dan alasannya. Laporan untuk mengkoordinasikan proyek hanya mengemukakan pokok yang berhubungan dengan semua hal yang harus dikoordinasi. Laporan untuk menyarankan suatu langkah berinti saran yang harus dibuat. Laporan untuk merekam kegiatan dibagi atas laporan kemajuan dan laporan akhir.
            Dilihat dari panjang pendeknya atau kedalaman uraian, karya tulis ilmiah di bedakan atas makalah (paper) dan laporan penelitian. Dalam penulisan, baik makalah maupun laporan penelitian, didasarkan pada kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. Penyusunan dan penyajian karya semacam itu didahului oleh kajian pustaka dan studi lapangan.
            Makalah pada umumnya merupakan karya tulis ilmiah yang penyajian bersifat deskriptif dan ekspositoris. Biasanya makalah disusun oleh mahasiswa sebagai bagian dari kegiatan akdemik diperguruan tinggi. Selain itu, makalah biasanya ditulis juga oleh seseorang yang diajukan dalam suatu pertemuan ilmiah dan penerbitan. Contoh pertemuan ilmiah  adalah seminar, simposium, lokakarya, diskusi, kongres, dan konferensi, sedangkan contoh penerbitan ilmiah  adalah  jurnal, makalah, dan surat kabar. Pada umumnya panjang makalah lebih kurang 10 s.d. 20 halaman.
            Menulis karya tulis ilmiah yang berupa laporan ilmiah bersifat deskriptif analitis. Artinya, dalam laporan penelitian gambaran dan analisis masalah digambarkan secara mendalam atau detail. Untuk itu, di dalam bagian pendahuluan harus dinyatakan secara eksplisit latar belakang, masalah, tujuan, teori, metode, teknik, dan data. Biasanya laporan penelitian disusun oleh mahasiswa sebagai bagian dari kegiatan akademik di perguruan tinggi, seperti laporan praktikum, dan sebagai syarat guna memperoleh gelar akademik. Menulis karya tulis atau skripsi (Strata 1), tesis (Strata 2), dan desertasi (Strata 3) merupakan bagian dari tugas akademik mahasiswa yang menjalankan program-program pendidikan (Indriyati, 2003: 1). Selain itu, laporan penelitian biasanya juga ditulis oleh seseorang (antara lain, mahasiswa, dosen, guru) untuk diajukan dalam suatu pertemuan ilmiah, penerbitan ilmiah, atau lembaga tertentu.

Panduan Penulisan Artikel dan Laporan Penelitian        
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam penyusunan artikel dan laporan penelitian. Persyaratan tersebut menyangkut substansi, bahasa, dan teknik penyajian. Untuk itu, laporan hasil penelitian, terutama yang cukup panjang, perlu direncanakan dengan baik dan matang terlebih dahulu.
            Menurut Akhadiah, Maidar dan Ssakura, (1999: 2) proses penulisan artikel dan laporan penelitian meliputi tiga tahap utama, yaitu tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap revisi. Ketiga tahap itu menunjukan kegiatan yang berbeda. Dalam tahap persiapan ditentukan hal-hal pokok yang akan mengarahkan penulisan dalam seluruh kegiatan penulisan laporan itu. Dalam tahap penulisan dilakukan apa yang telah ditentukan, yakni mengembangkan gagasan dalam kalimat–kalimat, paragraf-paragraf, dan bab-bab sehingga selesailah draft yang pertama. Dalam tahap revisi hal yang dilakukan adalah membaca dan menilai kembali apa yang telah ditulis, memperbaiki, mengubah, dan jika perlu, memperluas tulisan  tersebut.

(1) Penentuan Topik dan Judul    
Dalam penulisan laporan hasil penelitian kegiatan yang  pertama-tama dilakukan                   adalah menentukan topik. Hal ini berarti bahwa harus ditentukan apa yang akan dibahas
dalam laporan. Setelah berhasil memilih topik, langkah kedua yang harus dilakukan adalah membatasi topik tersebut .dalam hal ini tentu saja dapat dipikirkan secara
langsung suatu topik yang cukup terbatas.
           Bila telah diperoleh topik yang sesuai, topik itu harus dinyatakan dalam suatu judul karangan .dalam laporan hasil penelitian atau karangan ilmiyah judul harus dapat menunjukkan  atau menggambarkan tapiknya . penentuan judul itu harus dipikirkan secara sungguh-sungguh dengan meningkat beberapa persyaratan, antara lain, sebagai berikut :
1) judul harus sesuai dengan atau menggambarkan topik,
2) judul sebaiknya dinytakan dalam bentuk frasa, bukan dalam bentuk kalimat, misalnya, Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Penalaran Verbal Terhadap Kemampuan Menulis Karya Ilmiah Mahasiswa S1 PBI Untirta,
3) judul diusahakan sesingkat mungkin, misalnya, judul “Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Penalaran Verbal Terhadap Kemampuan Menulis Karya Ilmiah Mahasiswa S1 PBI Untirta,” dapat kita singkat dalam bentuk frasa seperti di atas,
4) judul harus dinyatakan secara eksplisit (jelas), misalnya judul Menerobos Pintu Surga Dunia tidak dapat digunakan dalam karangan ilmiah yang memaparkan hasil pengamatan terhadap keadaan ekonomi negara –negara yang sedang berkembang.

(2) Penulisan Abstrak
Menurut Day dalam Indriyati (2003: 16), abstrak tulisan ilmiah harus (1) menyatakan tujuan utama dan skop penelitian, (2) menerangkan bahan dan metode yang dipakai, (3) meringkas hasil, dan (4) menyatakan kesimpulan utama.   Pada berbagai jurnal ilmiah, latar belakang penelitian harus dicantumkan dalam abstrak terstruktur. Abstrak juga harus memuat kata kunci (biasanya kurang lebih terdiri dari tiga sampai dengan enam kata).

(3) Penulisan Pendahuluan (Latar Belakang)
Penyajian  karya ilmiah umumnya dimulai dari latar belakang dan masalahnya. Dalam bagian ini dikemukakan hal-hal yang melatar belakangi penulisan dan permasalahan yang akan dikaji. Secara konkret hal-hal yang perlu dikemukakan dalam bagian latar belakang masalah adalah jawaban atas pertanyaan berikut.
1)      Apa yang melatar belakangi penulis menulis topik tersebut?
2)      Bagaimana fenomena atau realitas yang ada tentang topik tersebut?
3)      Mengapa penulis tertarik menulis tentang topik tersebut?
4)      Bagaimana pandangan para ahli sehubungan dengan topik tersebut atau telah pustaka/komentar mengenai tulisan yang telah ada yang berhubungan dengan masalah topik yang dibahas?
5)      Bagaimana pandangan penulis sehubungan dengan topik tersebut atau penalaran pentingnya pembahasan masalah yang menjadi alasan pemilihan topik?
6)      Bagaimana rumusan masalah tentang topik yang ditulis tersebut?
7)      Apa tujuan yang hendak dicapai baik teoristis maupun praktis, dari hasil penulisan tersebut?
8)      Apa manfaat dari hasil analisis/temuan.
Tertarik tidaknya pembaca terhadap sebnuah tulisan terjadi setelah pembaca membaca bagian pendahuluan (latar belakang). Untuk itu, pada bagian ini perlu penyajian selogis dan sekritis mungkin tentang hal-hal yang perlu dikemukakan. Dapat ditambahkan bahwa dalam berbagai penilaian tulisan porsi nilai yang paling tinggi diberikan oleh pihak penilaian atas bagian latar belakang ini di samping perumusan masalah dan metode.
Perlu juga disampaikan bahwa tidak semua tulisan menghendaki adanya penyajian poin-poin bagian pendahuluan secara lengkap (latar  belakang, masalah, tujuan, kerangka teori, manfaat, asumsi, hipotesis, populasi, sampel, sunber data, metode, dan teknik). Hal tersebut umumnya dikehendaki oleh tulisan yang berupa hasil penelitian. Untuk tulisan yang berupa artikel atau ulasan ilmiah (hasil pemikiran/opini) umumnya cukup menyajikan latar belakang dan masalah pada bagian pendahuluannya. Artinya, ada artikel ilmiah yang tidak mencantumkan secara eksplisit latar belakang dan masalah. Hal tersebut sudah tersirat pada bagian pendahuluan.
Di samping itu, perumusan masalah perlu mendapat perhatian khusus. Perumusan masalah dilakukan sekritis mungkin sesuai dengan topik yang dibahas. Rumusan masalah disesuaikan dengan tingkat keluasan topik yang dibahas. Dalam tulisan yang berupa artikel hasil pemikiran umumnya rumusan masalah dibuat dalam beberapa poin kalimat sesuai dengan substansi permasalahan yang diteliti.
Perlu juga diperhatikan bahwa jika sebuah menghendaki adanya rumusan tujuan, tujuan yang dirumuskan tersebut harus sesuai dengan masalah. Jika dalam sebuah artikel terdapat  tiga poin. Berikut adalah contoh rrumusan masalah dan rumusan tujuan artikel hasil pemikiran dan artikel hasil penelitian.
Contoh rumusan masalah artikel pemikiran: bagaimana apresiasi generasi muda terhadap nasionalisme Indonesia setelah 113 tahun kebangkitan bangsa?
Contoh rumusan tujuan artikel hasil pemikiran  : tulisan ini bermaksud memaparkan apseasi generasi muda terhadap nasionalisme setelah 113 tahun kebangkitan bangsa.
Contoh rumusan masalah artikel hasil penelitian :
1)         Bagaimana aspirasi masyarakat nasionalisme bangsa Indonesia khususnya generasi muda?
2)         Bagaimana model taman bacaan yang dikembangkan oleh Rumah Dunia dalam upaya membangkitkan minat baca anak-anak di provinsi Banten?
Contoh rumusan tujuan artikel hasil penelitian :
1)         Mendeskripsikan aspirasi masyarakat nasionalisme bangsa Indonesia khususnya generasi muda setelah 103 tahun kebangkitan bangsa.
2)         Mendeskripsikan model taman bacaan yang dikembangkan oleh Rumah Dunia dalam upaya membangkitkan minat baca anak-anak di provinsi Banten.

(4) Penggunaan Bahasa dan Aspek Penalaran
Bentuk karya ilmiah apa pun yang dihasilkan, di dalamnya harus terdapat dua hal pokok, yaitu sistematika penulisan dan sistematika penyajian. Penggunaan bahasa untuk penulisan kaarya ilmiah berkaitan dengan hal pertama, yaitu sistematika penulisan, agar orang lain mengerti informasi yang disampaikan di dalam tulisan tersebut. Secara umum penggunaan bahasa yang dimaksud di sini meliputi diksi, kalimat, paragraf, dan ejaan.
Pada hakikatnya, karya ilmiah merupakan ide-ide dan pemikiran penulis yang disampaikan dengan menggunakan media bahasa. Bahasa yang digunakan dalam penulisan artikel dan laporan hasil penelitian adalah bahasa ragam tulis baku, bukan ragam lisan. Ragam tulis baku menggunakan kata-kata yang sesuai dengan prinsip-prinsip  pemilihan kata, antara lain, baku, cermat, sesuai dengan maksud, sesuai dengan  kaidah bahasa, dan lazim. Kalimat-kalimat yang digunakan adalah kalimat yang efektif atau kalimat yang gramatikal.  Paragraf-paragraf yang disusun harus logis, sedangkan ejaan yang digunakan mengikuti kaidah ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan.
Menulis merupakan laporan proses bernalar. Untuk menggemukakan suatu topik penulis harus berpikir, menghubung-hubungkan berbagai fakta, membandingkan, dan sebagainya. Berdasarkan prosesnya bernalar dapat  dibedakan atas bernalar  induktif dan bernalar deduktif. Secara umum penalaran dalam penulisan laporan hasil penelitian mencakup kedua proses bernalar tersebut.
Laporan hasil penelitian merupakan hasil proses benalar induktif-deduktif, atau gabungan keduanya. suatu tulisan yang bersifat deduksi dimulai dengan sebuah pertanyaan umum berupa kaidah, peraturan, teori, atau pertanyaan umum lainnya. Selanjutnya, pertanyaan umum itu akan dikembang dengan pertanyaan yang bersifat khusus. Sebaliknya, suatu tulisan yang bersifat induksi dimulai dengan suatu kesimpulan umum. Gabungan  antara keduanya dimulai dengan pernyataan umum yang diikuti rincian dan diakhiri dengan pengulangan pernyataan umum itu.
Dalam praktiknya, proses deduktif dan induktif itu diwujudkan dalam satu tulisan yang berbentuk paragraf. Di dalam paragraf suatu pernyataan umum yang mengandung gagasan umum dikembangkan menjadi kalimat-kalimat yang padu. Dengan demikian, dalam hal ini dikenal paragraf deduktif, yaitu paragraf yang kalimat utamanya terletak diakhir paragraf, dan paragraf campuran, yaitu paragraf yang kalimat utamanya terletak pada awal dan akhir  paragraf.
Proses berpikir deduktif dan induktif itu diterapkan dalam pengembangan seluruh karangan. Paragraf deduktif dan induktif mungkin dipergunakan secara bergantian, mana yang didahulukan bergantung kepada gaya yang dipilih penulis sesuai dengan efek yang ingin diberikan. Penulisan  laporan teknis merupakan sintesis antara proses deduktif dan induktif.

(5) Sistematika Penyajian
Setiap laporan terdiri atas bagian-bagian yang sudah tertentu. Secara umum artikel laporan penelitian terbagi atas tiga bagian yaitu,
a.    Bagian utama
b.   Bagian tambahan
c.    Bagian penunjang
Bagian utama terdiri atas
a)      Pembuka,
b)      Isi laporan, dan
c)      Penunjang/penutup
Bagian tambahan terdiri
a)      Abstrak
b)      Kata Pengantar
c)      Daftar Isi
d)     Daftar Tabel, dan
e)      Daftar Gambar (jika ada)
f)       Daftar Lampiran (jika ada).
Bagian penutup
a)      Catatan-catatan
b)      Daftar pustaka, dan
c)      Lampiran-lampiran (jika ada).
Bagian utama merupakan bagian terpenting suatu laporan. Inilah bagian yang membuat pengamatan, percobaan, penelitian, kegiatan, uraian atau tafsiran, dan rekaan. Bagian ini dapat dibagi atas beberapa bab, subbab, dan sub-sub bab sesuai dengan kebutuhan penulisan laporan.
Bagian tambahan dan penunjang hanya terdapat dalam laporan panjang. Di samping itu, terdapat pula hal yang harus ada dalam setiap laporan, yaitu ungkapan terima kasih yang dicantumkan dalam pendahuluan atau pengantar, yang ditunjukan kepada pihak-pihak yang telah memberikan konstribusi dalam proses penyusunan artikel atau laporan itu. 

Contoh sistematika laporan hasil penelitian:

FORMAT KARYA TULIS ILMIAH BIDANG PENDIDIKAN

I.       KERANGKA LAPORAN HASIL PENELITIAN:

a.      Bagian Pembuka:
      ABASTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN

b.      Bagian Isi:
BAB I   PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
B.  Rumusan Masalah
C.  Tujuan Penelitian
D.  Pentingnya Penelitian
E.   Hipotesis Penelitian
BAB II.   KAJIAN TEORETIS
A.    Hakikat Variabel X
B.     Hakikat Variabel Y
BAB III.  METODOLOGI  PENELITIAN
A.    Waktu dan Tempat Penelitian
B.     Populasi dan Sampel
C.    Instrumen Penelitian
D.    Pengumpulan dan Analisis Data
Bab IV.  HASIL PENELITIAN
A.    Deskripsi Data
B.     Uji Persyaratan Analisis
C.    Pengujian Hipotesis
Bab  V.   KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
B.     Saran

c.       Bagian Penunjang/Penutup
DAFTAR  PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

II. KERANGKA TINJAUAN/ULASAN ILMIAH:

a.   Bagian Pendahuluan
     ABSTRAK
     KATA PENGANTAR
     DAFTAR ISI
     DAFTAR TABEL

b.Bagian Isi
A.    Uraian Mengenai hal yang dipermasalahkan
B.     Uraian teori dan fakta dari hal yang dipermasalahkan
C.    Tinjauan atau Ulasan
D.    Kesimpulan

c.Bagian Penunjang
    DAFTAR  PUSTAKA
    LAMPIRAN-LAMPIRAN

Catatan :
Hal-hal penting yang dipersyaratkan sesuai dengan pedoman penulisan karya tulis ilmiah di bidang pendidikan yang diterbitkan Ditjen Dikdasmen Depdiknas antara lain:
·         Masalah yang dikaji harus terfokus di bidang pendidikan,
§  Bertujuan meningkatkan mutu pembelajaran di sekolahnya
§  Kerangka dan isi harus disesuaikan dengan pedoman penulisan karya tulis ilmiah.
§  Latar belakang harus jelas untuk dapat menunjukkan manfaat (pengembangan profesi).
§  Rumusan masalah dan variabel yang diteliti harus jelas.


(6) Analisis Data dan Pembahasan

Analisis data dan pembahasan diungkapkan dengan padat dan jelas, bukan merupakan barisan tabel data. Data adalah seperangkat fakta yang berhubungan dengan kejadian atau kenyataan yang dapat dikenali atau diukur. Ditinjau dari cara memperolehnya data dapat dikelompokkan berdasarkan sumber data terbagi dua: a) data primer yang diperoleh dari nara sumber langsung melalui wawancara, angket atau kuesioner, diskusi, pertemuan ilmiah, dll.  b) data sekunder yaitu berasal dari dokumen resmi, buku, majalah, jurnal, brosur, dll.

Data yang telah diperoleh disajikan secara deskriptif dan dianalisis serta dibahas untuk memperoleh temuan atau hasil analisis. Perlu juga dilaporkan kesimpulan dan saran. Kesimpulan menyajikan ringkasan dari uraian yang disajikan pada bagian hasil dan pembahasan. Berdasarkan uraian pada bagian kedua bagian itu, dikembangkan pokok-pokok pikiran yang merupakan esensi dari uraian tersebut. Kesimpulan disajikan dalam bentuk  essei, bukan dalam bentuk numerikal.
            Saran disusun berdasarkan kesimpulan yang telah ditarik. Saran-saran bisa mengacu kepada tindakan praktis, atau pengembangan teoritis, dan penelitian lanjutan. Bagian saran bisa berdiri sendiri. Bagian kesimpulan dan saran dapat pula disebut bagian penutup.

(7) Ilustrasi
            Sejatinya penulisan artikel dan laporan hasil penelitian pada jurnal ilmiah menganut prinsif ringkas padat dan efektif. Atas dasar prinsip terakhir inilah perlunya ilustrasi. Karena kadang-kadang diperlukan gambar, diagram atau grafik yang tidak efektif jika diungkapkan dengan beribu kata sekali pun.
            Selain dapat menggambarkan rincian yang lebih bermakna dari ribuan kata. Jika tersusun dengan rapi lebih efektif terhadap penggunaan ruang, dan yang paling utama mampu merangkum banyak data, serta membuat tampilan laporan menjadi menarik.

(8) Perwajahan dan Tata Letak
            Penampilan laporan yang tampak dari luar disebut perwajahan, sedangkan pengaturan bahan dalam laporan disebut tata letak. Pengetikan laporan hendaknya menggunakan huruf yang lazim dipakai yaitu Times New Roman dengan ukuran karakter 12 diketik 1,5 spasi.
            Selain itu pengetikan harus diseting serapi mungkin dengan memperhatikan lebar pias-pias tertentu. Sampul depan hendaknya menarik tetapi tidak menggunakan warna-warna yang menyolok. Diberikan pengenalan yang jelas mengenai isi, penyusunan dan informasi laporan.       

(9) Penulisan Catatan Pustaka dan Penyusunan Daftar Pustaka
            Penulisan catatan pustaka dilakukan jika dilakukan pengutipan. Ada dua cara pengutipan yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Kutipan langsung biasanya atas beberapa pertimbangan. Pertama, mempertahankan keaslian data misalnya dukumen resmi negara, harus dikutip langsung.  
            Kutipan langsung suatu pendirian atau pendapat tokoh penting yang mengandung istilah-istilah khas. Ketiga, pengertian suatu rumus ilmu pasti, teori ilmiah atau suatu devinisi, dan keempat, penguraian pendapat orang yang mengandungarti sangat ketat sehingga jika dilakukan pengubahan bahasanya akan mengubah arti.
            Kutipan langsung penulisannya tidak diapit tanda kutip, jika kutipan lebih dari tiga baris ditulis menjorok ke dalam 5 ketikan spasi tunggal. Contoh kutipan langsung:
            Pemertahanan bahasa daerah sangat didukung oleh Negara. Hal ini terjadi karena bahasa daerah di dalam Alwi dan Sugono (2000:220) dikatakan:
            Memiliki beberapa fungsi antara lain: (a) lambing kebanggaan daerah, (b) lambing identitas daerah, (c) alat perhubungan di dalam keluarga dan masyarakat daerah, (d) saran pendukung budaya daerah dan bahasa Indonesia, (e) pendukung sastra daerah dan sastra Indonesia.

Kutipan tidak langsung merupakan upaya merujuk pendapat orang lain dengan menggunakan bahasa penulis sendiri. Jika terdiri dari tidak lebih dari tiga baris ketikan, maka kutipan itu dimasukkan dalam paragraf yang sama dengan paragraph yang lainnya atau pargraf regular (Parera, 1993: 153). Contoh kutipan tidak langsung: Konsepsi pembudayaan oleh M. Herkovits diartikan satu proses “which includes the whole gamut of cultural conditioning, conscious.”

1)     Pemakaian Gaya
                        Penulisan daftar pustaka pada jurnal ilmiah pada umumnya digunakan Harvad Style.
2)      Nama Penulis yang Diacu dalam Teks
                        Setiap penulis yang dikutip pendapat atau teorinya dalam teks harus ditulis dalam daftar pustaka, begitu juga sebaliknya semua yang ditulis dalam  daftar pustaka dikutip pendapatnya dalam teks. Penulisan daftar pustaka diketik spasi tunggal, bila lebih dari satu baris baris berikutnya menjorok kedalam lima ketikan. Jarak antara rujukan yang satu dengan yang lainnya berjarak spasi dobel. Dalam rujukan hanya ditulis nama belakangnya saja, dipisahkan dengan tanda koma, tahun penerbitan diikuti tanda titik dua kemudian halaman yang dirujuk.
            Dalam daftar pustaka nama belakang penulisannya didahulukan, diurutkan sesuai abjad tanpa nomor, tahun terbit, judul buku, atau jurnal, edisi, kota tempat penerbitan dan penerbit. Semua dipisahkan dengan tanda titik, kecuali setelah kota tempat penerbitan dan penerbit dipisahkan dengan tanda titik dua. Berikut ini beberapa contoh penulisan daftar pustaka:
a.        Dari Buku oleh Satu Pengarang
Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif . Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pers.

Indra Bastian. 2006. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Jakarta: Penerbit Erlangga.

b.    Dari Buku oleh Dua Pengarang
Richey, Rita C. and Klein, James D. 2007. Design and Development Research: Methods, Strategies, and Issuees. Mahwah, New Jersey: Lawerence Erlbaum Associates, Publishers.

c.    Dari Buku oleh Tiga Pengarang atau Lebih

Alwi, Hasan., et al. 2004. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

d.         Dari Buku oleh Pengarang yang Sama
Van Horne, James C. 1986. Financial Management and Policy, Ninth Edition,  New Jersey: Prentice-Hall International Editions.

_______, 1990. Fundamentals of Financial Management, Sixth Edition, New Jersey: Prentice-Hall Inc.

e.    Dari Buku tanpa pengarang
Anonim, 1998. Petunjuk Pelaksanaan Pemberantasan Penyakit Gondok. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Kep. Mendikbud No. 0543a tahun 1987 tentang EYD. Cetakan keenam. Jakarta: Bumi Aksara, 2007.

f.     Buku oleh Lembaga, Pemerintah dan Organisasi Lain
R.I., Undang-Undang No. 4. Tahun 1990.  Tentang Serah-Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam. Jakarta: Pemerintah R.I.

g.    Surat Kabar

Artikel tanpa nama penulis
Kompas  (Jakarta), 28 Pebruari 2005

Artikel dengan judul dan nama penulis
Allen, Maury. “A Grwowing  Union,” New York Post.  March 20, 1998. P. 4.

Artikel dengan judul tetapi tanpa penulis
“Terpuruknya Dunia Bisnis Perbankan”,  Jawa Pos, 30 September 1998.  hal. 3.

h.    Jurnal, Buletin, Majalah dan Penerbitan Berkala
Mujianto. 2001. “Telematika Masih Menjadi Barang Mahal di Indonesia”, Warta Warpostel, 3, hal. 1-2.

Evan, K.M., Kincande E.A. 2005.  “Feminism and Feminist Theraphy: Lesson From The Past and Hopes for the Feature”, Journal of Counselling &Development Volume 83.

i.     Hasil Penelitian
Mujianto. 2008. Efektivitas Model Pembelajaran CIRC Dipadukan Dengan Penerapan Kartu Informasi: Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IX SMA Negeri 95 Jakarta.

j.     Kertas Kerja Diskusi Panel, Seminar dan Lokakarya
Mujianto. 2006. “Pembangkitan Ide Kreatif”, Makalah disampaikan pada Pelatihan Kreativitas Guru Gugus 3 Pulogadung, Jakarta Timur.

Tim Dosen Universitas Negeri Malang. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah:Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Laporan Penelitian. Malang: Universitas Negeri Malang.

k.    Bahan Tidak Diterbitkan (Mimeographed)
“Perkembangan Sektor Pertanian 2001/2002”. 2002. Jakarta: Departemen Pertanian. (Mimeographed)

l.     Skripsi, Tesis dan Disertasi
Mujianto. 1993. “Perbedaan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa Pria dan Wanita SMP Negeri Jakarta Barat”,  Skripsi Sarjana tak diterbitkan, IKIP Jakarta.

m.   Artikel dalam Ensiklopedia

Banta, Richard E., “New Harmony”, Encyclopedia Britanica (1998 ed.), Vol, 16, p. 305

n.    Wawancara
Burrows, Dr. Lewis. Personal Interview on Puerto Rican Workers in a New York City Hospital, Mt. Sinai Hospital, New York, N.Y., 3 Juni 1998.


o.        Terjemahan dari Pengarang Lain
Ayan, Jordan E. 2002. Bengkel Kreativitas, Cetakan Kedua. Diterjemahkan oleh Ibnu Setiawan. Bandung: Kaifa.

p.        Internet
Rujukan dari Internet berupa Karya Individual
Donald, P., Harby, L. & Gary , W. 1998. A Study on Agricultural Area Online Journals, 193-1997: The Poverty among  the Rich, (Online), (http://journal.ccs.soton. ac.uk/ study.html, diakses 12 Juni 1998).

Rujukan dari Internet berupa Artikel dari Jurnal
Hartono. 1999. Peningkatan Kenerrja Buruh Perusahaan melalui Reward System. Jurnal Manajemen , (Online), Jilid 7, No. 3, (http://www.malang.ac.id/, diakses 10 Mei 2000).

Rujukan dari Internet berupa E-mail Pribadi
Saefudin, Basyar. (syaefudin.basyar@gmail.com, 20 Mei 2011. Artikel untuk Lentera Untirta.com, e-mail kepada Mujianto. (mujiantolkpi@gmail.com)

Simpulan
            Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulakan beberapa hal berikut.
(1)   Membaca dan menulis merupakan satu  tradisi ilmiah dalam masyarakat akademik.
(2)   Artikel merupakan karya tulis lengkap yang dimuat dalam majalah, surat kabar atau jurnal ilmiah.
(3)   Laporan penelitian ilmiah merupakan karya tulis ilmiah yang penyajiannya bersifat deskreptif analitis.
(4)   Makalah pada umumnya merupakan karya tulis yang penyajiannya bersifat deskreptif ekspositoris.
(5)   Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam penyusunan artikel dan laporan hasil penelitian ilmiah. Persyaratan tersebut antara lain menyangkut substansi, bahasa, dan teknik penyajian. Secara teoritis penulisan artikel dan laporan hasil penelitian meliputi tiga tahap yaitu: tahap prapenulisan, tahap penulisan dan tahap revisi.
(6)   Hal-hal yang disajikan dalam  artikel ini merupakan panduan dalam menulis artikel dan laporan ilmiah pada jurnal ilmiah berkala.
(7)   Secara teknis uraian artikel ini terdiri dari abstrak, pendahuluan, penentuan topik, dan judul, penulissan latar belakang dan masalah, penggunaan bahasa dan aspek penalaran, sistematika penyajian, analisis data dan pembahasan, ilustrasi, perwajahan dan tata letak, penulisan rujukan dan daftar pustaka, serta teknik penulisan kutipan dan penyusuanan rujukan.

Saran
            Uraian yang disajikan dalam artikel ini terbatas pada ketentuan-ketentuan umum berdasarkan gaya selingkung tertentu. Cukup memadahi untuk tata cara penulisan artikel pada jurnal ilmiah lokal seperti Lentera Untirta. Panduan ini kurang representative untuk dijadikan referensi dalam menulis karys ilmiah yang berupa artikel atau laporan penelitian untuk jurnal intenasional. Untuk itu disarankan kepada para pembaca untuk mencari rujukan lain yang lebih representatif yang lebih sesuai dengan gaya selingkung redaksi jurnal ilmiah tersebut.


DAFTAR PUSTAKA


Akhadiah, Sabarti, Maidar G. Arsyad, dan Sakura Ridwan. 1999. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Cetakan keduabelas. Jakarta: Erlangga.

Indriyati, Etty. 2003. Menulis Karya Ilmiah: Artikel, Skripsi, Tesis dan Disertasi. Cetakan Ketiga. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Jurnal Ilmu Pendidikan. 1999. Pedoman Penulisan Artikel Jurnal. Malang: Jurnal Ilmu Pendidikan.

Mappatoto, Andi Baso. 1999. Teknik Penulisan Feature (Karangan-Kahas). Cetakan Ketiga. Jakarta:  Gramedia Pustaka Utama.

Parera, Jos Daniael. 1993. Menulis Tertib dan Sistematis. Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Lembaran Negara, Serah-SimpanKarya Cetak dan Karya Rekam Undang-Undang RI Nomor 4 tahun 1990. Ejaan Yang Disempurnakan (Kep. Mendikbud No. 0543a Th 1987). Jakarta: Bumi Aksara.

Universitas Negeri Malang. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah:Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Laporan Penelitian. Malang: Universitas Negeri Malang.

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, 2010. Panduan Penulisan Tesis. Serang: Untirta.





[1] Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Bahasa Indonesia Untirta Serang Banten.

Kamis, 19 Mei 2011

Editorial

Lentera Untirta.com adalah jurnal ilmiah (online) bidang bahasa, sastra dan pendidikan yang diprakarsai oleh mahasiswa dan alumni Pascasarjana PBI. Visi jurnal ilmiah ini, "Unggul dalam prestasi akademik" sedangkan misinya, "Meningkatkan daya saing regional dan global." Tujuan penerbitan jurnal ini menyediakan wahana murah tetapi tidak murahan, guna menampung pemikiran kreatif, logis, sistematis dan secara empiris menandai kebangkitan nasional di kalangan akademisi.
Peran aktif mahasiswa, alumni, guru dan dosen dalam mengisi jurnal ini sangat diharapkan. Redaksi akan berusaha keras untuk menerbitkan secara berkala jurnal ini setiap bulan pada tanggal 20. Hal ini untuk mengenang hari pertama penerbitan bertepatan dengan peringatan hari kebangkitan nasional.
Akhirnya redaksi berharap kesinambungan penerbitan jurnal ilmiah ini, semoga jerih payah dan kontribusi positif semua pihak dicatat dan mendapatkan balasan sebagai amalan shaleh dari Allah SWT. amin.

Redaksi